YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM AL MU'AWANAH JAMIYAH NAHDLATUL ULAMA KABUPATEN KOTABARU
YANG DIDIRIKAN OLEH KH. SULAIMAN NA'IN BIN NA'IN
YANG DIDIRIKAN OLEH KH. SULAIMAN NA'IN BIN NA'IN
SEJARAH SINGKAT BELIAU,
Murid Guru Sekumpul satu ini
adalah juru dakwah yang menyandang pangkat letnan. Namanya KH Sulaiman
Nain. Ia giat membangun sekolah, agar masyarakat tercerahkan dengan
Islam.
Sulaiman Na'in lahir pada 15 Agustus
1939 di pedalaman Kotabaru. Tepatnya di Desa Sembilang, Kecamatan
Kelumpang Tengah. Kelahiran ulama ini diiringi banjir besar yang hampir
menenggelamkan seisi desa.
Padahal, Sembilang sebelumnya hampir
tak pernah kebanjiran. Masyarakat meyakini peristiwa alam itu menjadi
pertanda ketokohan sang bayi kelak. "Wallahualam. Bagi masyarakat beliau
adalah panutan dan rujukan dalam masalah apapun," kata menantu
Sulaiman, H Salman Basri, 56 tahun.
Mencari makam Sulaiman tidaklah
sulit. Jaraknya sekitar lima kilometer dari pusat kota. Terletak di
Jalan Veteran, Kecamatan Pulau Laut Utara. Sulaiman dimakamkan bersama
istri dan anak sulungnya. Di dinding kubah yang dicat hijau, digantung
figura foto potret Sulaiman mengenakan sorban.
Salman menuturkan, meski tidak kaya,
keluarga Sulaiman sangat mementingkan pendidikan. "Sembari belajar di
Sekolah Rakyat (SR), beliau ngaji duduk dengan H Qadri Luwangang. Jadi
pagi sekolah umum, sore sekolah Islam," imbuh Kepala Kantor Kementerian
Agama Kabupaten Kotabaru ini.
Tahun 1957, Sulaiman direstui orang
tuanya untuk mondok di Pesantren Darussalam, Martapura. Ditemani tiga
sahabatnya, yaitu H Syakrani HN, HM Nawawi B dan HM Aini Hasan. Gurunya
banyak, seperti KH Abdul Kadir Hasan, KH Salim Maruf, Syekh Seman Mulia,
dan lainnya. Secara khusus ia berguru pada KH Nazron Thahir untuk
belajar Qiraah Sab'ah, atau tujuh cara membaca Alquran.
Sulaiman muda tidak hanya mengaji di
pesantren, tapi juga berkeliling mengikuti pengajian di
kampung-kampung. Seperti Guru H Kacil, Guru H Syirajuddin dan KH Hasyim.
Ia juga sempat berguru pada KH Zaini Abdul Ghani atau yang lebih
dikenal dengan sapaan Guru Sekumpul.
Sekembalinya ke Kotabaru, Sulaiman
sudah mengukuhkan reputasi sebagai juru dakwah. "Beliau juga yang
membawa dan meramaikan pembacaan salawat maulid Alhabsyi di Kotabaru,"
tukasnya.
Warisan terbesarnya adalah pendirian
Yayasan Pendidikan Islam al Muawwanah. Berdiri pada Oktober 1976, Al
Muawwanah giat membangun pendidikan Islam dari jenjang taman kanak-kanak
sampai perguruan tinggi.
Semasa hidup, Sulaiman punya
kebiasaan membuat catatan harian. Sepeninggalnya catatan itu ditemukan
sangat banyak oleh keluarga. Baik berupa buku tulis maupun secarik
kertas yang terselip di tumpukan kitab. Isinya macam-macam, dari
pemikiran dan renungan, silsilah keluarga, kisah hidup, sampai seputar
kelahiran putra dan putrinya. Semua dicatat dengan sangat detil.
Adapula tulisan yang merupakan
terjemahan kitab. "Beliau pernah menerjemahkan Kitab Sullamut Taufiq
dari huruf latin ke Arab melayu. Beliau mengerjakannya sambil menemani
perawatan istrinya di rumah sakit," kenangnya. Membaca dan menulis sudah
menjadi menu harian Sulaiman.
Sulaiman juga menjadi tempat
masyarakat mengadukan masalah. Pernah pada satu waktu ia turun tangan
menengahi pertikaian. Ketika terjadi perkelahian antar kampung akibat
perkara sepele.
Ia juga dikenang sebagai sosok ulama
yang tak pernah menutup pintu. Siapa pun yang ingin bertamu akan
disambut, yang mengundang akan dipenuhi. Tak peduli walau tubuhnya
sedang kelelahan.
Kembali pada masa kecil, ada kisah
menarik saat Sulaiman baru berumur 10 tahun. Pada zaman revolusi,
Sulaiman ikut membantu pejuang republik melawan penjajah Belanda. Oleh
gerilyawan ia diangkat sebagai Riwas. Tugasnya memata-matai gerak-gerik
operasi militer dan polisi Belanda.
Apabila Belanda bergerak, Sulaiman
melaporkannya pada pejuang. Agar informasi itu sampai tepat waktu, ia
harus berlari kencang berkilo-kilometer. Atas jasanya itu, Sulaiman
diganjar pangkat Letnan TNI Angkatan Darat.
Akhirnya, setelah mencurahkan segala
waktu dan tenaganya untuk umat, Sulaiman kelelahan dan jatuh sakit pada
31 Mei 2006. Ulama kharismatik ini wafat pada hari Rabu, 21 Juni 2006
dalam usia 67 tahun.
dan digantikan oleh KH. A. Jailani Darmawan 2006 S/d sekarang.
MTs. Darul Ulum Kotabaru
Hal
tersebut tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak, termasuk dari Kementerian
Agama Kabupaten Kotabaru. Seiring dengan perkembangannya MTs. Darul Ulum
Kotabaru secara fisik memiliki antara lain :Didirikan pada tanggal 01 Juni 1986. Sekarang telah memiliki ruang belajar sebanyak 15 lokal, yang terletak di Kecamatan Pulau Laut
Utara Kabupaten Kotabaru di bawah naungan Yayasan Pendidikan Islam
Al-Mu’awanah Nahdlatul Ulama Kabupaten Kotabaru, yang dipimpin oleh KH.
A. Jailani Darmawan.
Dalam perjalanannya MTs. Darul Ulum Kotabaru memang selalu mengalami
perubahan dan kemajuan, baik secara kualitas maupun kuantitas hal
tersebut dibuktikan dari penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) selalu
bertambah dan untuk Tahun Pelajaran 2014/2015 siswa yang ikut Ujian
Akhir Nasional sebanyak 127 orang. Status yang dimiliki MTs. Darul Ulum
Kotabaru telah Disamakan dan Terakreditasi dengan predikat nilai B
(baik).
JABATAN: GURU |
JABATAN : GURU |
JABATAN : GURU/BENDAHARA |